PENDAHULUAN.
Teori
dialektika Hegel dipraktekkan oleh Karl Marx sebagai asas dan pola:
pertentangan kelas (dialektika). Teori ini berkembang, bahwa dalam masyarakat
ada kelas penguasa dan penindas rakyat (warga negara, proletar). Kelas penguasa
ini identitak dengan kaum kapitalis, kaum penjajah sekalipun komunisme juga
membentuk pemerintahan diktatur, otoriter yang dikendalikan partai negara, partai
komunis dalam negara itu.
Dengan strategi partai menguasai negara melalui
revolusi, rakyat di dalam negara dibedakan: pendukung revolusi (revolusioner,
kaum komunis dan kader-kadernya); berhadapan dengan kaum penentang revolusi (kontra-revolusi,
reaksioner); mereka harus dimusnahkan!
DIALEKTIKA
Dalam
logika klasik, dialektika diartikan sebagai suatu metode diskusi tertentu dan suatu
cara tertentu dalam berdebat yang didalamnya ide-ide kontradiktif dan pandangan-pandangan yang bertentangan
dilontarkan. Masing-masing
pandangan itu berupaya menunjukkan titik-titik kelemahan dan kesalahan yang ada pada
lawannya, berdasarkan
pengetahuan-pengetahuan dan
proposisi-proposisi yang sudah diakui. Dengan demikian berkembanglah pertentangan antara penolakan
(penafian) dan penetapan di lapangan pembahasan dan perdebatan, sampai
berhenti pada kesimpulan yang
didalamnya salah satu pandangan yang bertentangan itu dipertahankan,
atau sampai munculnya cara pandang baru yang merujukkan semua pandangan dari
pergulatan pemikiran antara hal-hal yang berlawanan tersebut.
Dalam dialektika modern
perdebatan bukan lagi suatu metode pembahasan dan cara pandang tertentu untuk
bertukar pendapat, namun telah berubah menjadi suatu metode untuk menerangkan
realitas dan hukum umum alam yang berlaku dalam berbagai realitas dan
macam-macam eksistensi. Hegel
merupakan orang pertama yg membangun suatu logika sempurna berdasarkan (ide
dialektika). Dalam
logikanya kontradiksi
dialektika adalah titik sentral dan prinsip pokok yang menjadi dasar suatu pemahaman
baru tentang alam,
dan yang melalui prinsip pokok ini muncullah teori baru tentang alam yang sama
sekali berbeda dengan teori klasik yang dianut orang sejak ia mampu mengetahui
dan berfikir.
Hegel
telah mendirikan segenap filsafat idealismenya diatas dasar dialektika
tersebut. Setelah Hegel,
Marx menganut dialektika tersebut dan menempatkan filsafat materialismenya
dalam bentuk dialektika murni. Jadi dialektika modern, menganut
klaim-klaim kaum dialektikawan adalah
hukum berfikir dan sekaligus realitas, karena dialektika modern adalah metode
berpikir dan prinsip yang menjadi dasar eksistensi dan perkembangan realitas.
Logika
Hegel beserta (dialektikanya),
menurut logika klasik dan logika umum manusia, dianggap bertentangan. Hal ini
terjadi karena logika umum mempercayai adanya prinsip nonkontradiksi.
Jadi metode
kontradiktif dialektika memiliki tiga tahapan yaitu; Tesis, Antitesis, dan
Sintesis. Namun Hegel pokok-pokok logikanya melalui tiga tahapan.
Dialektika
Maxisme dalam hal-hal pokoknya ada 4: gerak perkembangan,
kontradiksi-kontradiksi perkembangan, lompatan-lompatan perkembangan, dan
penegasan adanya hubungan umum yang akan kita jelaskan seperti dibawah ini.
GERAK PERKEMBANGAN
Stalin menyatakan;
dialektika berbeda dengan metafisika, tidak menganggap alam sebagai keadaan diam, beku, dan stabil, tetapi
senantiasa bergerak, berubah, berkembang, dan dalam pembaruan terus menerus.
Berkata pula Engels
menyatakan; sebaiknya kita tidak melihat alam sebagai sesuatu yang seolah-olah
tersusun lengkap, seyogianya dilihat sebagai sesuatu yang seolah-olah tersusun
di otak kita. Meraka mencela logika metafisis (metode tradisional)
dalam berfikir, karena prosedur untuk mempelajari dan memahami segala
sesuatunya, karena metode ini menganggap sepenuhnya alam dalam keadaan diam dan
beku.
Kita tidak mungkin memahami
perkembangan ilmiah secara dialektika; ia tumbuh dan berubah sesuai dengan
kontradiksi-kontradiksi didalamnya, dan karenanya mengambil bentuk baru dalam
setiap tahap, sedangkan semua bentuk tersebuat adalah kebenaran ilmiah yang
sempurna. Hal ini sangat jauh dari realitas alam pikiran manusia. Akan tetapi
apa yang terjadi dalam lapangan penyesuaian ilmiah adalah pencapaian
realitas-realitas baru yang ditambahkan kepada realitas yang lebih konstan,
atau pengungkapan kesalahan kebenaran terdahulu dan kebenaran ide lain untuk
menerangkan realitas. Teori ini pada mulanya adalah hipotesis, lalu sesuai
dengan eksperimen-eksperimen, selanjutnya menjadi hukum ilmiah. Jadi kebenaran
tidak tumbuh, tetapi kebenaran-kebenaran ilmiah bertambah. Dan pertam-bahan
kuantitatif bukanlah pertumbuhan dialektik dan gerak filosofis kebenaran.
KONTRADIKSI-KONTRADIKSI PERKEMBANGAN
Stalin menyatakan; bahwa
titik mula dialektika berbeda dengan metafisika, pandangannya berdasarkan pada
fakta bahwa segala sesuatu dan peristiwa-peristiwa alam mengandung
kontradiksi-kontradiksi, karena semuanya memiliki segi negatif dan segi positif
di masa lalu dan kini. Pergulatan hal-hal yang berlawanan tersebut terletak
dalam kandungan internalnya yang membuat perubahan-perubahan kuantitatif
menjadi perubahan-perubahan kualitatif.
Mao Tse Tung beranggapan;
hukum kontradiksi dalam sesuatu yakni hukum kesatuan hal-hal yang berlawanan,
hukum yang paling mendasar dan terpenting dalam materialisdialektik. Senjutnya
Lenin beranggapan; dialektika dalam arti yang akurat adalah mempelajari
kontradiksi dalam esensi terdalam sesuat. Kemudian ia mengasumsikan bahwa
sumber tersebut dalam kandungan internal materi. Jadi materi mengandung
pemasokan terus menerus suatu gerak. Materi adalah kesatuan hal-hal yang
berlawanan dan apabila kontradiksi itu menyatu, melebur dalam utinitas
tertentu, maka adalah alami bahwa di antara kontradiksi-kontradiksi itu terjadi
konflik untuk mendapatkan pengetahuan. Dengan dasar inilah Marxisme menolak prinsip nonkontradiksi.
Logika dialektika sebagai
ilmu pikiran yang berdasarkan metode marxisme yang dicirikan oleh hal-hal pokok
mengakui hal berikut; 1) Hubungan umum; 2) Gerak perkembangan; 3)
Lompatan-lompatan perkembangan; 4) Kontradiksi perkembangan.
Kaum Marxis berusaha
menunjukkan kontradiksi dan dialektika alam dengan contoh fenomena-fenomena
tersebut. Kontradiksi yang dimaksud merupakan salah satu hukum logika
dialektika, karena alam tersebut kontradiktif dan dialektik. Hal tersebut
terjelaskan oleh beberapa kontradiksi yang dikemukakan indera atau yang
diungkapkan ilmu pengetahuan.
Ada dua hal yang menyebabkan
pandangan Marxis tentang kontradiksi yang mulai kehilangan sandarannya dalam
alam dan bukti materialnya.
1.
Watak
prinsip nonkontradiksi; prinsip nonkontradiksi adalah prinsip yang mengatakan
bahwa kontradiksi itu mustahil.
2.
Cara
Marxisme memahami kontradiksi;
Berikut adalah contoh kelemahan dan melalui ini
Marxisme berupaya membuktikan logika dialektiknya.
Satu, Kontradiksi-kontradiksi
gerak; George Lafebvre berkata ketika tidak ada yang terjadi, di sana tidak ada
kontradiksi. Sebaliknya jika tidak ada kontradiksi tidak ada yang terjadi,
tidak ada yang maujud dan tidak terlihat aktivitas apapun dan tidak maujud
sesuatu yang baru. Dua,
Kontradiksi-kontradiksi
kehidupan atau makhluk hidup; George Lafebvre berkata dan meskipun begitu
apakah tidak jelas bahwa kehidupan adalah kelahiran, pertumbuhan dan
perkembangan. Jadi hidup adalah kontradiksi yang pasti dalam maujuddan proses
itu sendiri. Tiga, Kontradiksi dalam kemampuan manusia untuk tahu.
Empat, Kontradiksi dalam fisika antara muatan negatif dan
positif; apa yang diduga sebagai kontradiksi ini mengandung dua kesalahan. Pertama menganggap muatan positif dan
negatif termasuk dalam kategori ada dan tidak ada. Kedua, menganggap atraksi sebagai sejenis persatuan.
Lima, Kontradiksi aksi dan reaksi dalam mekanika; menurut
Marxisme dan Newton hukum mekanika mengatakan bahwa setiap aksi pasti mempunyai
reaksi yang menyamainya dalam kuantitas dan bertentangan arah dengannya. Enam, Kontradiksi-kontradiksi perang yang dikemukakan oleh
Mao TSe Tung; sesungguhnya dalam perang, menyerang dan bertahan, maju dan
mundur, menang dan kalah, semuanya itu adalah fenomena-fenomena yang
kontradiktif. Tujuh,
Kontradiksi-kontradiksi
penilaian yang dibicarakan Kedrov; betapapun sederhanya suatu penilaian dan
bagaimanapun biasanya penilaian itu, ia mengandung elemen-elemen kontradiksi
dialektik yang bergerak dan tumbuh dalam kerangka semua pemikiran manusia.
Kesimpulannya; dari semua uraian kontradiksi
dialektika di atas adalah semua kontradiksi yang dikemukakan Marxisme dalam
lapangan filsafat dan ilmu atau dalam lapangan umum bukanlah jenis kontradiksi
yang ditolak prinsip dasar logika metafisis, dan tidak mungkin dianggap sebagai
dalil untuk menolak prinsip tersebut. Kebenaran yang jelas bagi kita dari
sejumlah contoh kontradiksi dialektik adalah konflik dan interaksi antara
hal-hal yang berlawanan secara eksternal.
LOMPATAN-LOMPATAN PERKEMBANGAN
Stalin beranggapan bahwa;
dialektika berbeda dengan metafisika, tidak menganggap gerak berkembang sebagai
gerak tumbuh sederhana, yang didalamnya perubahan-perubahan kuantitatif kecil
dan tersembunyi kepada perubahan-perubahan yang fenomenal dan mendasar yakni
pada perubahan-perubahan kualitatif. Perubahan kualitatif tersebut bukan
berangsur-angsur tetapi cepat dan tiba-tiba, terjadi secara melompat-lompat
dari satu tahap ke tahap lain. Perubahan itu bukan hanya mungkin, tetapi
merupakan keniscayaan. Ia adalah hasil akumulasi perubahan-perubahan
kuantitatif tak terinderai dan berangsur-angsur. Karena itu menurut metode
dialektika diperlukan pemahaman gerak berkembang, bukan sebagai gerak melingkar
atau semata-mata pengulangan prosedur
yang sama, tetapi sebagai gerak maju linier dan perpindahan dari tahap
kualitatif lama ke tahap kualitatif baru.
Dialektika menegaskan bahwa
perkembangan dialektis materi itu memiliki dua corak; Pertama; perubahan kuantitatif secara berangsur-angsur, dan Kedua; perubahan kualitatif secara tiba-tiba,
yang terjadi segera, sebagai hasil dari perubahan-perubahan kuantitatif secara
berangsur-angsur. Ini berarti bahwa perubahan-perubahan kuantitatif – ketika
mencapai titik transisi – berubah dari kuantitas tertentu ke kualitas baru.
KAITAN
UMUM (PENEGASAN
ADANYA HUBUNGAN UMUM)
Stalin berkata dialektika
berbeda dengan metafisika, tidak menganggap alam sebagai akumulasi aksidental
hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang sebagian terpisah, terisolasi atau lepas
dari bagian yang lain. Ia menganggap alam sebagai satu keseluruhan yang kukuh
yang didalamnya hal-hal dan peristiwa-peristiwa slaing berhubungan secara
organik, dan saling bergantung satu sama lain, sebagian merupakan kondisi
(syarat) bagi sebagian yang lain secara timbal balik.
Jadi alam dengan bagiannya
yang bermacam-macam tidak mungkin dipelajari menurut metode dialektika ketika
bagian-bagian ini saling terpisah satu sama lain dan terpisah dari
kondisi-kondisi dan keadaan-keadaannya, dan juga dari apapun yang lalu dan kini
berhubungan dengan realitasnya, tidak seperti metafisika yang tidak melihat
alam sebagai jaringan hubungan (net of lingkage and conjunction) tetapi melihat
secara abstraktif murni, karena itu menurut paham dialektik setiap peristiwa
tidak dapat dimengerti jika terpisah dari peristiwa-peristiwa lain
disekitarnya, dan jika dipelajari secara metafisik murni.
ANALISIS dan
KOMENTAR :
Dalam
logika klasik, dialektika diartikan sebagai suatu metode diskusi tertentu dan
cara tertentu dalam berdebat yang didalamnya terdapat ide-ide kontradiktif dan pandangan-pandangan
yang dilontarkan. Sedangkan Dalam dialektika modern perdebatan bukan lagi suatu
metode pembahasan dan cara pandang tertentu untuk bertukar pendapat, namun
telah berubah menjadi suatu metode untuk menerangkan realitas dan hukum umum
alam yang berlaku dalam berbagai realitas dan macam-macam eksistensi.
Dengan
perbedaan pandangan diatas telah menyebabkan adanya perbedaan pandangan pula
pada dialektika dan metafisika. Dialektika memandang alam senantiasa bergerak,
berubah, berkembang dan dalam perubahan terus menerus. Pendapat ini dicontohkan
oleh Marx dan Stalin. Dalam hal ini metode kontradiksi dialektika yang
menguasai alam mengandung tiga tahapan yaitu tesis, antitesis, dan sintesis.
* Mahasiswa Pascasarjana UPI Prodi Pendidikan Kewarganegaraan
Daftar Pustaka
Ash-Shadr, M.B. 1995. Falsafatuna, Bandung : Mizan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar