Halaman

Jumat, 12 November 2021

Kisah Sahabat Nabi - Ali bin Abi Thalib

 Ali bin Abi Thalib adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang menjadi khulafaur rasyidin terakhir atau pemimpin Islam setelah Rasulullah meninggal dunia. Ali adalah khalifah keempat atau yang terakhir.

Ali bin Abi Thalib merupakan sepupu Rasulullah SAW. Ayah Ali, yaitu Abu Thalib adalah paman Rasulullah. Ali yang bernama asli Haydar ini lahir di Makkah pada 13 Rajab, 10 tahun sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul.

Sejak lahir, Ali telah ikut dan diasuh oleh Rasulullah. Sosok Ali sudah hadir dan menjadi penghibur bagi Muhammad yang saat itu tidak memiliki anak laki-laki. Nabi Muhammad SAW jugalah yang menyematkan nama Ali padanya.

Rasulullah SAW lebih senang memanggil Haydar dengan nama Ali karena memiliki arti derajat yang tinggi di sisi Allah SWT.

Kepirbadian Ali dikenal sangat sopan dan cerdas. Rasulullah bahkan memberi julukan Ali bin Abi Thalib pintu gerbang pengetahuan Islam.
"Aku adalah kota ilmu, sedangkan Ali bin Abi Thalib adalah pintunya," sabda Rasulullah.

Rasulullah juga menyandingkan Ali dengan sejumlah Nabi terdahulu.

"Tiada pemuda sehebat Ali. Jika kalian ingin tahu ilmu Adam, kesalehan Nuh, kesetiaan Ibrahim, pelayanan Isa, maka lihatlah kecemerlangan Ali," kata Rasulullah.

Moms, ini dia kisah dari Ali bin Abi Thalib yang wajib dipercayai oleh umat Muslim.

Fakta dari Kisah Hidup Ali bin Abi Thalib

Ketika Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul dan mulai berdakwah, Ali termasuk dalam orang-orang pertama yang mempercayainya.

Ali tergolong dalam assabiqunal awwalun atau orang-orang yang pertama masuk Islam. Saat itu, Ali memeluk Islam saat masih berusia remaja.

1. Telah Menunjukkan Kecerdasan yang Berasal dari Al-Qur'an

images (4).jpg

Foto: freepik.com

Ali bin Abi Thalib dilahirkan di dalam Ka'bah dan mempunyai nama kecil Haidarah.

Abu Thalib yang mempunyai anak banyak, Rasulullah SAW merawat Ali untuk meringankan bebannya.

Selanjutnya Ali tinggal bersama Rasulullah SAW di rumahnya dan mendapatkan pengajaran langsung dari beliau. Ia baru menginjak usia sepuluh tahun ketika Rasulullah menerima wahyu yang pertama.

Ali bin Abi Thalib telah memeluk Islam sejak ia masih kecil, bahkan ia bisa disebut sebagai orang pertama yang masuk Islam.


Ali kecil menunjukkan pola pikirya yang kritis dan brilian. Kesederhanaan, kerendah-hatian, ketenangan dan kecerdasannya yang bersumber dari Quran dan wawasan yang luas, membuatnya menempati posisi istimewa di antara para sahabat Rasulullah SAW lainnya.

Kedekatan Ali dengan keluarga Rasulullah SAW kian erat, ketika ia menikahi Fathimah, anak perempuan Rasulullah yang paling bungsu.

2. Hidup Sede

Semasa hidupnya, Ali hidup dengan sederhana. Ia cukup makan dengan lauk cuka, minyak, dan roti kering yang dipatahkan dengan lututnya.

Pakaian yang digunakan Ali juga pakaian yang kasar, yakni pakaian ala kadarnya untuk menutupi tubuh saat cuaca panas dan terpaan hawa dingin, seperti yang dikutip dari tulisan Sayyid Ahmad Asy-Syalaini dalam bukunya yang berjudul Kumpulan Khotbah Ali Bin Abi Thalib.

Bahkan di rumahnya, tidak telihat sebuah kasur sama sekali atau pun bantal tempatnya untuk berbaring.

Baca Juga: 15 Nama-nama Nabi, Bisa Menjadi Kisah Inspiratif untuk Si Kecil

3. Peran Ali Saat Rasulullah SAW Hijrah ke Madinah

996163_720.jpg

Foto: pinterest.com

Rasulullah SAW tetap di Mekah menunggu izin Allah untuk berhijrah ke Madinah sementara para sahabatnya berhijrah lebih awal

Ketika orang-orang kafir Mekah berencana untuk membunuh Rasulullah, Malaikat Jibrilmengungkapkan kepadanya rincian konspirasi jahat itu dan meminta Rasulullah untuk tidak tidur di tempat tidurnya malam itu.

Jadi, Rasulullah meminta Ali untuk tidur di tempat tidurnya untuk menyamar sebagai dia, sementara Rasulullah meninggalkan rumahnya dengan selamat di malam hari dan bermigrasi ke Madinah.

Rasulullah SAW terkenal sebagai orang yang paling dapat dipercaya, meskipun mereka tidak menerima misinya, orang-orang Mekah terus menyimpan kepercayaan mereka berupa uang tunai dan emas dalam penyimpanannya.

Adalah Ali yang dipercaya oleh Rasulullah untuk mengembalikan harta benda kepada pemiliknya ketika ia berangkat ke Madinah.

Saat Ali mencapai Madinah, Rasulullah bertemu dengannya dengan senang hati, mengirimkan doa yang setia kepada Allah mencari kebaikan dan berkah bagi Ali bin Abi Thalib.

Dengan migrasi ke Madinah, Rasulullah SAW meletakkan dasar-dasar negara Islam. Ia mulai dengan menciptakan ikatan persaudaraan di antara para sahabatnya, membangun masjid, mendukung perjanjian dengan orang-orang Yahudi di Madinah.

Rasulullah juga mulai mengirim detasemen, dan secara keseluruhan membentuk masyarakat baru. Ali disana sangat aktif dalam melayani Rasulullah, begitu dekat dengannya, mengikuti perintahnya dan belajar dari bimbingan

4. Dipercaya Rasulullah untuk Menjaga Putrinya


Ali menikahi putri Rasulullah yang paling dicintai, Fatimah, salah satu wanita terbaik di seluruh dunia, ibunya adalah Khadijah Binti Kuwailid.

Pernikahan yang diberkati terjadi di Madinah setelah Perang Ohud, ketika Fatimah berusia lima belas tahun.

Dengan demikian, Ali mendapat kehormatan tambahan menjadi ayah dari keturunan Rasulullah SAW melalui putra-putranya dari Fatimah (RA), Al-Hasan (RA), Al-Husain (RA), Zainab (RA), dan Ummu Kulthoom (RA).

5. Ali Sebagai Khalifah Keempat

Foto: bussinesday.com

Setelah pembunuhan Khalifah ketiga Utsman bin Affan RA, para sahabat Rasulullah mendekati Ali memintanya untuk menjadi Khalifah.

Namun Ali menolak tanggung jawab jabatan besar tersbeut terlebih dahulu, dan memberikan saran untuk menjadikan dirinya sebagai penasihat bukan kepala.

Walau pada akhirnya, ia memutuskan untuk membawa masalah tersebut ke hadapan publik Muslim di Masjid Nabawi. Alhasil, mayoritas sahabat di Madinah menganggap Ali sebagai orang yang paling cocok untuk menjadi Khalifah setelah Utsman

Pada tanggal 25 Dzulhijjah 35H (24 Juni 656 M), sumpah setia diucapkan oleh Ali sebagai Khalifah keempat.

Beberapa masalah dihadapi Khalifah baru ketika Ali mengambil alih kekuasaan. Pertama, ia harus membangun perdamaian di negara bagian dan memperbaiki situasi politik yang memburuk. Kedua, dia perlu mengambil tindakan terhadap para pembunuh Utsman.

Pemerintahan Ali ditandai dengan terjadinya cobaan dan masalah di kalangan umat Islam.

Penyebab utama dari masalah-masalah tersebut adalah partai Sabith, yang didukung oleh budak-budak yang dibunuh dan penduduk desa.

Pemimpin mereka Abdullah bin Saba adalah seorang Yahudi tetapi berpura-pura masuk Islam pada masa pemerintahan Utsman bin Affan RA. Tujuan utama Ibnu Saba adalah memecah belah umat Islam dan menyebarkan anarki dalam masyarakat Islam.

6. Adanya Sistem Hukum yang Diperbaharui


Foto: freepik.com

Pada pemerintahan Ali (R.A.) tidak banyak penaklukan baru yang terjadi, tetapi adanya pencapaian besar pada sektor sipil dan hukum seperti; organisasi kepolisian, membangun pengadilan arbitrase dan membangun penjara.

Selain itu, Ali juga memindahkan ibu kota Khilafah dari Madinah ke Kufah di Irak, karena posisinya yang strategis di tengah-tengah negara Islam saat ini

Kufah berkembang pesat saat mazhab fiqih dan tata bahasa didirikan. Selain itu, Ali memberi perintah untuk melengkapi surat-surat Al-Qur'an dengan tanda-tanda vokal untuk pertama kalinya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar